NAMA : NOVITA EKA PUTRI SARI
RAHMAN
NIM : ACC 110 008
MATA KULIAH : PEMBELAJARAN REMEDIAL KIMIA
Teori Belajar menurut para ahli:
1.
TEORI BELAJAR MENURUT GAGNE AND BRIGGS
Instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian
rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang
bersifat internal.
2. MODEL PEMBELAJARAN MENURUT
JOYCE DAN WEIL
Model pembelajaran menurut
Joyce dan Weil (1986) yaitu: bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau
pola yang dapat digunakan untuk mernbentuk kurikulum (rencana pembelajaran
jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran dapat dijadikan pola
pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan
efesien untuk mencapai tujuan pendidikan.
1. kelompok model pengolahan
informasi
2. kelompok model personal
3. kelompok model sosial
4. kelompok model sistem prilaku
Empat
Kategori Model Pembelajaran menurut Joyce dan Weil (1986)
Kelompok Model Pengolahan informasi." The Information Processing Models"
Beberapa
model yang termasuk kedalam kelompok ini adalah:
1. Pencapaian
Kosep
2. Berpikir
Induktif
3. Latihan
Penelitian
4. Pemandu
Awal
5. Memorisasi
6. Pengembangan
Intelek
7. Penelitian
Ilmiah
Kelompok Model Personal."Personal Models"
Beberapa
model yang termasuk kedalam kelompok ini adalah:
1. Pengajaran
Tanpa Arahan
2. Sinteksis
3. Latihan
Kesadaran
4. Pertemuan
Kelas
Kelompok Model Sosial"Social Models"
Beberapa
model yang termasuk kedalam kelompok ini adalah:
1. Investigasi
Kelompok
2. Bermain
Peran
3. Penelitian
Juris prudensial
4. Latihan
Laboratoris
5. Penelitian
Ilmu Sosial
Kelompok Model Sistem Prilaku."Behavioral Systems Models"
Beberapa model
yang termasuk kedalam kelompok ini adalah:
1. Belajar
Tuntas
2. Pembelajaran
3. Belajar
Kontrol Diri
4. Latihan
Pengembangan Keterampilan dan Konsep
5. Latihan
Asentif
3.
TEORI BELAJAR MENURUT DAVID B. AUSUBEL
Ausubel
terkenal dengan teori belajar yang dibawanya yaitu teori belajar bermakna (meaningful
learning). Menurut Ausubel belajar bermakna terjadi jika suatu proses
dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam
struktur kognitif seseorang, selanjutnya bila tidak ada usaha yang dilakukan
untuk mengasimilasikan pengertian baru pada konsep-konsep yang relevan yang
sudah ada dalam struktur kognitif, maka akan terjadi belajar hafalan. Ia juga
menyebutkan bahwa proses belajar tersebut terdiri dari dua proses yaitu proses
penerimaan dan proses penemuan.
Ausubel berpendapat bahwa
metode ceramah (lecture method) merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif, apabila dipakai secara tepat. Menurut Ausubel , metode-metode
kspositoris (termasuk metode ceramah) akan sangat efektif dalam menghasilkan
kegiatan belajar yang bermakna (meaningful learning) apabila dipenuhi dua
syarat sebagai berikut:
1. Siswa memiliki meaningfull
learning set, yaitu sikap mental yang mendukung terjadinya kegiatan belajar
yang bermakna. Contoh: siswa betul-betul mempunyai keinginan yang kuat untuk
memahami hal-hal yang akan dipelajari, dan berusaha untuk mengaitkan hal-hal
baru yang dipelajari dengan hal-hal lama yang telah ia ketahui, yang kiranya
relevan.
2. Materi yang akan dipelajari
atau tugas yang akan dikerjakan siswa adalah materi atau tugas yang
bermakna bagi siswa; artinya, materi atau tugas tersebut terkait dengan
struktur kognitif yang pada saat itu telah dimiliki siswa, sehingga dengan
demikian siswa bisa mengasimilisasikan pengetahuan-pengetahuan baru yang
dipelajari itu kedalam struktur kognitif yang ia miliki. Dan dengan demikian,
struktur kognitif siswa mengalami perkembangan.
4.
TEORI BELAJAR MENURUT JHON DEWEY
Setiap
orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di dalam dirinya serta
pengalaman dan pengetahuan ini tertata dalam bentuk struktur kognitif
(Sugihartono dkk, 2007: 105). Pengalaman dan pengetahuan tersebut diperoleh
melalui proses penginderaan yang selanjutnya akan masuk ke dalam memori serta
tersusun dalam struktur kognitif. Pada tahap selanjutnya pengalaman dan
pengetahuan yang telah tersusun secara kognitif tersebut akan bekerja secara
psikomotorik untuk pemecahan masalah bagi siswa.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor kognitif berasal dari
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Menurut teori ini, proses
belajar akan berjalan dengan baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi
(bersinambungan) secara tepat dan serasi dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki siswa (Sugihartono dkk , 2007:105). Dari pengertian tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa proses belajar harus dilakukan secara terus-menerus
agar berjalan dengan baik. proses belajar yang berkesinambungan akan
lebih memiliki manfaat bagi siswa seperti siswa akan lebih banyak memiliki
alternatif pemecahan masalah sehingga masalah yang dihadapi akan terselesaikan
dengan cara yang efisien.
Teori
pembelajaran kognitif dapat dibagi menjadi dua aliran yakni teori gestalt dan
konstruktivistik. Sugihartono dkk. (2007) dalam kutipannya menjelaskan konsep
penting dalam psikologi gestalt adalah insight yaitu pengamatan atau
pemahaman mendadak terhadap hubungan-hubungan antar bagian di dalam suatu
situasi permasalahan. Pengamatan atau pemahaman yang secara mendadak tersebut
sering diartikan sebagai ide atau gagasan yang secara tidak sengaja muncul di
dalam memori kita. Meskipun mendadak pengamatan atau pemahaman tersebut didapat
terlebih dahulu melalui proses berpikir. Hal semacam ini bersifat insidental.
Sugihartono
dkk. (2007) menjelaskan perbedaan antara teori gestalt dengan konstruktivistik
terletak pada permasalahan yakni pada gestalt permasalahan yang dimunculkan
berasal dari pancingan eksternal sedangkan pada konstruktivistik permasalahan
muncul dibangun dari pengetahuan yang direkonstruksi oleh siswa sendiri.
Penjelasan dari teori konstruktivistik tersebut adalah permasalahan yang muncul
dari dalam diri siswa itu sendiri atau dapat dikatakan sebagai faktor internal.
Faktor internal tersebut yang akhirnya memunculkan suatu permasalahan. Teori
konstruktivistik dipelopori oleh seorang psikolog asal Amerika Serikat yakni
John Dewey.
John Dewey mengemukakan bahwa belajar tergantung
pada pengalaman dan minat siswa sendiri dan topik dalam kurikulum seharusnya
saling terintegrasi bukan terpisah atau tidak mempunyai kaitan satu sama lain.
John Dewey tidak hanya mengembangkan teori
konstruktivistik yang terangkum dalam teori kognitif tetapi juga mengembangkan
teori perkembangan moral peserta didik. John Dewey membagi perkembangan moral
anak menjadi tiga tahapan, yaitu tahap premoral atau preconventional, tahap
conventional, dan tahap autonomous.
5.
TEORI
BELAJAR MENURUT LEV SEMYONOVICH VYGOTSKY
Menurut Vygotsky, perolehan pengetahuan dan
perkembangan kognitif seorang seturut dengan teori sciogenesis. Dimensi
kesadaran social bersifat primer, sedangkan dimensi individualnya bersifat
derivative atau merupakan turunan dan bersifat skunder. Artinya, pengetahuan
dan pengembangan kognitif individu berasal dari sumber-sumber social di luar
dirinya. Hal ini tidak berarti bahwa individu bersikap pasif dalam perkembangan
kognitifnya, tetapi Vygotsky juga menekankan pentingnya peran aktif seseorang
dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Maka teori Vygotsky sebenarnya lebih tepat
disebut dengan pendekatan konstruktivisme. Maksudnya, perkembangan kognitif
seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif, juga oleh
lingkungan social yang aktif pula.
Dalam analisisnya, perkembangan
kognitif seseorang disamping ditentukan oleh individu sendiri secara aktif,
juga ditentukan oleh lingkungan social secara aktif.
1.hukum genetic tentang perkembangan (genetic law of development) Setiap kemampuan seseorang akan tumbuh dan berkembang melewati dua aturan: tataran social lingkungannya dan tataran psikologis yang ada pada dirinya.
2.zone perkembangan proksimal (zone of proximal development) Perkembangan kemampuan seseorang dapat dibedakan dalam dua tingkat : tingkat perkembangan actual yang tampak dari kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas atau memecahkan masalah secara mandiri, dan tingkat perkembangan potensial yang tampak dari kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas atau pemecahan masalah dibawah bimbingan orang dewasa.
3. Mediasi Mediator yang diperankan lewat tanda maupun lambing adalah kunci utama memahami proses-proses social dan psikologis. Makanya, jika dikaji lebih mendalam teori perkembangan kognitif vygotsky akan ditemukan dua jenis mediasi. Media metakognitif dan mediasi kognitif.
Media metakognitif adalah penggunaan alat-alat semiotic yang bertujuan untuk melakukan self regalution (pengaturan diri) yang mencakum: self planning, self monitoring, self chechikng dan self evaluation. Media ini berkembang dalam komunikasi antar pribadi.
Sedang media kognitif adalah penggunaan alat-alat kognitif untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pengetahuan tertentu. Sehingga, media ini bisa berhubungan konsep spontan (yang bisa salah) dan konsep ilmiah (yang lebih terjamin kebenarannya)
Dalam semua literatus yang mengupas tetang teori perkembangan kognitif vygotsky kerap menakjubkan pesan vygotsky yang bernada: “untuk membantu8 anak membangkan pengetahuan yang sungguh-sungguh bermakna adalah dengan cara memadukan antar konsep-konsep dan prosedur melalui demonstrasi.
Pada dasarnya teori-teori Vygotsky didasarkan
pada tiga ide utama:
(1) bahwa intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide
baru dan sulit mengaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui;
(2) bahwa interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan
intelektual;
(3) peran utama guru adalah bertindak sebagai seorang pembantu dan
mediator pembelajaran siswa.
Penerapan Teori Belajar Vygotsky Dalam Interaksi Belajar Mengajar adalah
Pembelajaran Kooperatif dan Peer Tutoring (Tutor Sebaya)
catatan Kimia analitik I
|
Langkah- langkah analisis padatan
1. Penyiapan sampel padatan
2. Sampel di hancurkan sampai benar benar halus
3. Dimineralkan atau dilarutkan dengan pelarut yang sesuai
a. Air dingin dan air panas
b. Asam Nitrat dingin atau asam Nitrat panas
c. Asam Nitrat pekat dingin atau panas
d. Asam klorida 6 M dingin atau panas
e. Asam klorida pekat (12 M) dingin atau panas
f. Aqua rejia (air raja) campuran dari HNO3 : HCL dengan perbandingan 1:3
Catatan : pelarut disusun dari yang paling lemah paling atas.
Contoh 1: Dimisalkan ingin mengidentifikasi unsur logam dalam suatu batu sampel maka batu tersebut harus d hancurkan dan dimineralkan larutan yang di hasilkan harus benar tercampur yaitu bening apabila serbuk batu yang dimineralkan masih berupa koloid maka campuran diganti.
Cara mengidentifikasi unsur logamnya:
Kenali penggolongan kationnya
Penggolongan kation dalam sistem H2s di bagi menjadi 6 golongan.
Kation Golongan I : Ag+ , Pb2+ , Hg22+ ,
Penggolongan ini berdasarkan kesukaran garam larut, penendaan suatu senyawa sukar larut berdasarkan Ksp , semakin besar harga Ksp semakin besar pula kelarutannya,
Kation golongan I adalah kation – kation yang mengendap sebagai garam kloridaoleh karena itu disebut garam kloirida : AgCl, PbCl2, Hg2Cl2.
Kation Golongan II : Hg2+, Pb2+, Bi3+, cu2+ As3+, As 5+ , Sb3+, Sn2+, Sn4+,
Mengendap sebagai garam sulfida dalam keadaan asam oleh karena itu biasa disebut golongan sulfida asam.
reaksi dengan sulfida: HgS, PbS, Bi2S3+, CuS, CdS, As2S3, Sb2S3, SnS, SnS2 mengendap dalam keadaan larutan cukup asam.
Kation Golongan III : Fe3+, Fe2+, Al3+, cr3+, Cr4+, Mn2+
Mengendapa sebagai senyawa hidroksida /basa oleh karena itu disebut golongan hidroksida.
Reaksi dengan hidroksida : Fe(OH)2 , Al(OH)3, Cr(OH)2, Mn(OH)2,
Golongan IV : Co2+, Ni2+ , Zn2+, mengendap sebagai garam sulfida dalam suasana basa juga bisa mengendap sebagai hidroksida. Reaksi dengan sulfida : CoS, NiS , ZnS
Kation Golongan V : Mg2+, Ca 2+, Ba2+, Sr2+, mengendap sebagai garam karbomat (CO3) oleh karena itu biasa disebut golongan karbonat. Reaksi dengan karbonat : MgCO3, CaCO3, BaCO3, SrCO3. Sukar larut dalam air.
Kation golongan VI (sisa dari unsur unsur yang ada dalam golongan – golongan sebelumnya) kation golonan ini adalah kation – kation yang tidak mengendap dalam golongan sebelumnya seperti K, Na, Mg2+, NH4 walaupun NH4 ini kurang spesifik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar